Pages

6/12/13

Ekonomi Islam



KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita ucapkan kehadhirat  Allah swt. yang telah memberikan kita kebersihan hati dan fikiran sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Agama Islam yang membahas Ekonomi Islam ini. Selanjutnya shalawat dan salam marilah kita hadiahkan kepada nabi kita Muhammad saw. Yang telah membawa kita ke alam yang penuh dengan cahayanya ini.
Di kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan ribuan terimakasih kepada dosen Agama Islam yang telah membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga kepada orang tua kami yang telah membimbing kami dari kecil hingga dewasa saat ini.
Kami sadar, bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah swt. semata kami adalah hamba biasa yang banyak berbuat salah dan khilaf. Kami sadar, bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan karena seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini. Kami berdo’a kepada Allah swt. agar kita tetap dalam lindungan Allah swt.


                                                                                                Surabaya, Oktober 2012



BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sangat erat dengan kegiatan perekonomian. Karena tanpa ekonomi, kehidupan manusia tidak akan bisa berkembang dengan baik. Ekonomi bukanlah persoalan baru bagi Islam. Perancangan dan aktivitas Ekonomi sudah ada sejak zaman nabi Yusuf as. Yang menjadi menteri ekonomi pertama di Mesir. Beliau telah meletakkan asas Ilmu Ekonomi dengan membuat satu perancangan rapi untuk memastikan negara mempunyai bekalan yang cukup apabila menghadapi musim kemelesetan. Namun begitu kegiatan pada awal Islam agak terbatas dengan kegiatan jual-beli saja di pasaran yang mudah. Mulai abad kedua Hijriyah bermulalah beberapa kajian mengenai kegiatan ekonomi secara khusus dan lahirlah tulisan-tulisan mengenai hukum riba, sistem harga, monopoli, percukaian, zakat, keuangan kerajaan dan sebagainya.
Dua tokoh Islam yang sering disebut sebagai bapak Ekonomi Islam ialah Ibnu Taymiyah (1262 M-1328 M). Ibn Taymiah yang berpusat di Damsyik adalah terkenal dengan pandangannya mengenai harga setara, pasaran sempurna, kawalan harga, monopoli, penyorokan dan spekulasi. Tokoh lainnya adalah Ibn khaldun, di dalam kitabnya yang terkenal, yaitu mukaddimah Ibn Khaldun, banyak menyentuh perkara ekonomi seperti nilai, buruh, sistem harga, hukum permintaan dan penawaran, penggunaan dang pengeluaran, uang, modal, keuangan negara, dll. Beliau yang berasal dari haramaut dan pindah ke Andalus merupakan tokoh ekonomi yang penting yang mendahului adam smith dengan jarak waktu 400 tahun.
Tetapi seiring dengan menurunnya kejayaan Islam, Ilmu Ekonomi Islam juga mengalami kemerosotan dalam kurun abad ke 13 Masehi. Inilah zaman kegelapan Islam dimana masalah politik dan sosial di kalangan umat Islam telah menjadi kucar-kacir sehingga memundurkan institusi keilmuwan. Para ilmuwan tidak bisa lagi mengkaji dan berijtihad. Mereka hanya mampu bertaklid dan dengan rela hati menutup pintu ijtihad. Ilmu Ekonomi yang diasaskan oleh Ibn Taymiyah dan ibn Khaldun dan yang lain sebelum mereka dikembangkan dan hanya tersimpan dalam kitab-kitab kuning tanpa waris untuk menyambung usaha mereka.
Setelah masa ini tumpuan Ilmu beralih ke Barat. Lahirlah tokoh Ekonomi Barat seperti Adam Smith (123-1790), David Ricardo (1772-1823), J.S. Mills (1806-1873), Irving Fisher (1867-1947), John Maynard Keynes (1883-1946), dan lain-lain. Cendikiawan dari negara Islam pun menghadap ke Barat untuk menuntut ilmu yang kemudiannya diterapkan amalannya di negara masing-masing. Zaman kejatuhan kegemilangan Islam juga berganti dengan zaman penjajahan kuasa Barat ke negara-negara Islam. Maka dengan strategi serampang dua mata ini, yaitu melalui penjajahan politik dan penjajahan ilmu, boleh dikatakan seluruh negara Islam kini mengamalkan sistem pemerintahan dan sistem ekonomi Barat yang dikatakan sekular itu.



EKONOMI ISLAM
Ekonomi Islam didefenisikan sebagai suatu Ilmu sains kemasyarakatan yang mengkaji tingkah laku manusia dalam hal menggunakan dan mengurus sumber-sumber alam untuk kepentingan diri dan juga masyarakat untuk mendapatkan keridhaan Allah. Asas ekonomi Islam berpatokan kepada keadilan, kebebasan hak milik, dan persamaan,  di ikat dengan ikatan akidah, kesucian jiwa, pengorbanan, persaudaraan dan ihsan.
Intisari dari gambaran di atas dapat difahamkan bahawa sistem ekonomi Islam adalah syumul, tidak terpisah dari masyarakat, negara dan sunnatullah. Ia merupakan suatu sistem yang membentuk corak pentadbiran dan pengurusan sektor-sektor yang melibatkan berbagai institusi yang mengandung nilai-nilai hukum, peraturan dan kepercayaan, yang berkaitan secara langsung atau tidak dalam hal yang berhubungan dengan penggunaan, pengeluaran, tagihan atau pertukaran. Ini bermakna sistem ekonomi Islam adalah ”multi-dimensional” dan sejalan dengan sifatnya, di samping wujudnya koordinasi yang mantap dari semua pihak yang terliba. Baik yang ada dipertingkat mikro atau makro untuk menjayakan fungsi sesebuah sistem ekonomi yang selaras dengan nilai-nilai hukum dan peraturan Islam.

Struktur Kegiatan

Dari segi struktur ia mengandung tiga sektor asas yaitu:
1.      Sosial,  masalahah atau kebajikan.
2.      Ekonomi, tijarah atau perniagaan/perdagangan.
3.      Politik, siasah atau kenegaraan.

Ketiga-tiganya tidak terlepas dari perlakuan dan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Sebarang masalah yang timbul, penyelesaiannya seharusnya dilakukan berdasarkan asas, yaitu masyarakat dan kerjasama swasta (sektor pertama dana kedua). Manakala sektor ketiga (awam) sebagai penyelaras dan berfungsi mengawasi sebarang kegiatan yang bisa menjejaskan kepentingan umum, di samping bertindak sebagai badan amanah dana penyelesai masalah peringkat terakhir apabila sektor pertama dana kedua gagal berfungsi. Pembagunan setempat adalah contoh terdekat dalam hal ini. Umpamanya, pembinaan prasarana masyarakat masjid, dana pembangunan jembatan juga tidak perlu menagih kesemuanya dari pemerintah. Dengan sistem waqaf dan sadaqah pemerintah tidak perlu berbelanja besar kerana sebagian dari biayanya ditanggung oleh orang ramai dan pihak swasta atas asas amal jariah. Bagaimanapun, pembagian beberapa bidang kegiatan manusia seperti di atas bukanlah dalam bentuk yang rigid tidak boleh berubah, sebaliknya ia dilakukan untuk tujuan memudahkan kefahaman. Pada hakikatnya dalam amalan biasa terdapat hubungan yang rapat di antara ketiga bidang tersebut. Umpamanya, diantara aktivitas atau kegiatan politik atau kenegaraan ada yang menyentuh secara langsung untuk bidang ekonomi, perniagaan atau perdagangan dan juga bidang sosial. Begitulah di antara kegiatan ekonomi atau perdagangan ada pula yang menyentuh secara langsung dalam bidang sosial, politik atau kenegaraan. Dalam hal ini sistem ekonomi Islam secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang merangkum semua jenis kegiatan ekonomi yang dijalankan dalam ketiga sektor di atas.

untuk file dalam bentuk presentasi ppt silahkan download di sini

No comments:

Post a Comment