MENGAPA SAYA MEMILIH TEKNOLOGI KELAUTAN
Oleh : Muhammad
Ansori Hasibuan
4112100011
Indonesia dengan luas wilayahnya yang
mencapai 3.977 mil terbentang antara samudra hindia dan samudera pasifik terkenal
sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Bagaimana tidak,
Indonesia dengan luas daratan hampir 2 juta km2 memiliki perairan
sekitar 6 juta km2. Itu artinya luas daratan Indonesia hanya
sepertiga dari luas perairannya. Dengan luas wilayah ini, Indonesia seharusnya
mampu mendongkrak perekonomiannya dari sektor ini.
Dengan jumlah pulau di Indonesia
yang lebih dari 17.000, sudah sepantasnyalah kita berbangga dengan itu. Karena
walaupun kita terpisah oleh perairan, tetapi negara Indonesia masih bisa
berdiri kokoh hingga saat ini. Dalam tulisan ini kita akan membahas tentang
kebaharian Indonesia.
Untuk bisa memanfaatkan laut secara
optimal diperlukan ilmu dan teknologi yang sesuai. Pada awalnya, engineering hanya ada dua bagian. Yaitu
teknik sipil dan teknik militer. Namun hanya teknik sipil lah yang mengalami
perkembangan disiplin ilmu. Seiring dengan perkembangannya, lahirlahlah
disiplin baru yang saat ini secara umum disebut Ilmu kelautan dan Teknologi
Kelautan (marine science & marine
technology).
Banyak
yang beranggapan bahwa Ilmu Kelautan hanyalah tentang perikanan. Padahal ilmu
kelautan itu sangatlah luas, diantara standar ilmu kelautan adalah : biology
laut, Kimia laut, Geologi laut, Oseanografi Fisika, Spesialis kebijakan laut,
dll. Dalam ilmu kelautan itu dibahas mulai dari makhluk yang hidup di lautan, bentuk
lautan, hingga kebijakan yang menyangkut kelautan.
Sedangkan
Teknologi Kelautan adalah cabang dari engineering
(rekayasa) yang mengkhususkan diri pada teknologi yang digunakan untuk
memanfaatkan laut untuk kesejahteraan umat manusia. Dengan demikian dukungan
ilmu kelautan sangat dibutuhkan. Dari sisi profesi, teknologi kelautan mencakup
seluruh teknologi yang berkaitan dengan perancangan, pembangunan,
pengoperasian, dan pemeliharaan kapal dan seluruh struktur apung dan struktur
tetap yang ada di laut yang sangat bervariasi. Sampai saat ini, sudah banyak
disiplin ilmu yang berkembang dari Teknologi Kelautan. Misalnya kita ambil
contoh di ITS, saat ini sudah ada ternik perkapalan yang terkait dengan desain
kapal, teknik Sistem Perkapalan yang terkati dengan berbagai permesinan kapal,
Teknik kelautan yang berkaitan dengan lingkungan laut untuk menentukan
pengaruhnya terhadap bangunan apung. Dan saat ini juga sudah ada perkembangan
dengan adanya Transportasi Laut yang berhubungan dengan keadaan lalulintas
laut.
Berkaitan
dengan hal di atas, Indonesia seharusnya memiliki tingkat teknologi Kelautan
yang tinggi. Bahkan, kita harus bisa jadi kiblat teknologi kelautan di
dunia. Namun pada kenyataannya sampai
saat ini hal itu belum bisa kita capai. Ini dibuktikan dengan sedikitnya
masyarakat indonesia yang bekerja pada bidang kemaritiman. Masyarakat berpendapat bahwa kemaritiman
hanyalah sekedar berlayar dan mencari ikan dengan jaring. Inilah pemikiran
masyarakat yang harus bisa kita luruskan. Padahal kemaritiman sangat luas
cakupannya sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Kemaritiman bukanlah sekedar
berlayar atau menangkap ikan. Tetapi banyak hal yang lebih luas lagi. Misalnya
sebagai media transportasi, pertahanan keamanan, sumber energi, pertambangan,
perikanan dan protein lain, obat-obatan dan makanan, transportasi, serta masih
banyak lagi yang lain.
Karena itulah saya sendiri sangat
tertarik untuk menjadi seorang insinyur kelautan. Pada saat ini saya memilih
bidang teknik perkapalan. Banyak teman saya bahkan keluarga saya sendiri bingung
saat saya beritahu kalau saya lulus di Teknik Perkapalan ITS. Yang pertama
sekali mereka katakan adalah, “kenapa milih perkapalan?”, atau mungkin seperti
ini “nanti kamu akan berlayar terujs ya, pasti jarang pulang”. Itulah anggapan
orang tentang Teknik Perkapalan.
Terlepas dari itu semua, beberapa
alasan saya mengapa memilih teknologi Kelautan adalah: yang pertama, saya
sangat berharap bisa membawa kemajuan bagi kemaritiman Indonesia. Kita sebagai
negara kepulauan terbesar sudah sepantasnya memiliki Teknologi Kelautan yang
tinggi. Tidak sepeti kenyataan sekarang, 80% dari seluruh kapal yang beroperasi
di Indonesia adalah kapal asing, walaupun pada prakteknya mereka memakai bendera
Indonesia. Juga hanya sekitar 5 % kegiatan ekspor komoditi yang dilayani oleh
kapal Indonesia, 95% persen lainnya dilayani oleh kapal-asing.
Alasan saya yang kedua adalah
banyaknya lapangan kerja yang tersedia. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Hal ini disebabkan sedikitnya insinyur lulusan Teknologi Kelautan. Di perguruan
tinggi Indonesia saja, masih sangat sedikit yang membuka program studi
kelautan. Sehingga lapangan kerja yang banyak tadi tidak diimbangi dengan
banyaknya insinyur kelautan. Ini akan membuat insinyur kelautan tidak akan
menganggur lama setelah lulus dari bangku perkuliahan.
Masyarakat Indonesia mengira mencari
uang hanyalah di darat. Padahal mereka tahu sendiri bahwa Indonesia ini
sebagian besarnya terdiri dari perairan. Kita yang terjun dalam profesi ini
sudah sepatutnya bangga karena sudah ikut memanfaatkan sumber daya alam yang
diberikan Tuhan kepada kita. Prospek kerja yang dijanjikan oleh teknologi
kelautan sangatlah luas, misalnya untuk Teknik perkapalan bekerja di galangan
kapal, mengawasi pembangunan kapal, konversi dan pemeliharaan serta semua
industri yang terkait dengan hal-hal tersebut. Teknik sistem perkapalan bekerja
melakukan seleksi permesinan kapal, merancang sistem mekanikal, elektrikal,
fluida, dan sistem kontrol untuk seluruh kapal, termasuk semua industri yang
terkait. Teknik kelautan bekerja merancang anjungan lepas pantai, bangunan
apung, kendaraan bawah air atau tanpa awak, termasuk teknologi untuk eksplorasi
laut dalam. Dan Transportasi laut bisa bekerja di pelabuhan, perencanaan rute
transportasi, dll.
Alasan
ketiga yaitu keinginan saya untuk bisa menapaki karir di dunia Internasional.
Dengan menjadi seorang insinyur kelautan, saya harap bisa membuka peluang yang
lebih besar untuk meraihnya. Hal ini disebabkan perkapalan ITS termasuk salah
satu yang terbaik di Asia Tenggara. Dengan demikian, akan lebih mudah untuk
bersaing dengan dunia luar. Salah satu yang saya impikan adalah mempunyai
galangan kapal sendiri, yang nantinya akan saya dirikan di sekitar Sumatera.
Hal ini untuk membantu kelancaran transportasi antar pulau di Sumatera,
khususnya untuk menghubungkan pulau-pulau kecil yang kurang diperhatikan.
Itulah beberapa alasan mengapa saya
memilih belajar di Teknologi Kelautan. Dengan begitu, saya berharap dapat
berkontribusi untuk memajukan kemaritiman Indonesia. Kita sebagai warga negara
yang baik sudah sepatutnya lah memberi karya terbaik demi memajukan bumi
pertiwi ini. Salah satu tujuan mulia kita adalah menghilangkan kemiskinan yang
dialami oleh nelayan kita. Dan kalau bisa, beberapa tahun mendatang Indonesia
harus bisa swasembada ikan.
Hingga saat ini, laut kita masih
sering diganggu oleh negara-negara lain. Hal ini tidak boleh kita biarkan
begitu saja. Kita harus memikirkan cara untuk agar bisa mengontrol dan
mengawasi laut kita dengan baik. Memang pemerintah Indonesia dalam hal ini TNI
AL sudah mulai membenahi diri dengan melengkapi persenjataan alutsista. Kabar
gembira yang baru saja kita dengar adalah dengan diluncurkannya kapal selam canggih
buatan Indonesia, yaitu kapal trimaran KRI Klewang Nasional. Kapal ini memiliki
kemampuan khusus yaitu tidak bisa dideteksi radar karena terbuat dari bahan
karbon
Namun kabar gembira itu tidak
berlangsung lama, pada tanggal 28 September kemarin kapal kebanggan Indonesia
ini terbakar. Tepat satu hari sebelum peluncurannya oleh TNI AL. Hal ini
sangatlah disayangkan, karena biaya produksinya tidaklah murah, yaitu senilai
Rp. 114 M. Seharusnya dengan adanya kapal ini keamanan laut Indonesia sudah
semakin membaik. Tapi dibalik suatu kejadian pasti ada hikmahnya.
Inilah salah satu tugas kita sebagai
calon insinyur kelautan, khususnya di bidang perkapalan agar bisa membuat
sebuah kapal yang diperuntukkan bagi pertahanan Negara. Saya sebagai individu
yang membaca berita terbakarnya kapal kebanggaan kita itu membuat pendirian
saya semakin kokoh untuk memilih Teknologi Kelautan. Saya ingin kita memiliki
suatu komitmen untuk kejayaan laut Indonesia. Seperti semboyan TNI AL yaitu Jalesveva Jayamahe yang artinya: “Di
Laut Kita Jaya!!”.
DAFTAR
PUSTAKA
Di
Laut Kita Jaya?
“Teknologi
Kelautan, Ilmu Kelautan, Dll” oleh : Ashjar Imron
http://aceh.tribunnews.com/2012/05/01/laut-yang-kerap-dilupakan
No comments:
Post a Comment